Produk Brownies Rumahan buatan Mamaku. Bisa di pesan dengan datang langsung ke Tegalrejo tepatnya di Desa Dlimas,Dusun Pagutan Rt.2/Rw.7
Atau bisa hubungi di No.Hp : 085728889671.
Welcome to My Blog
Welcome to My Blog
Senin, 07 Desember 2015
Sabtu, 05 Desember 2015
My Experience
Kejadian yang tak terlupakan
Pengalaman itu adalah sebuah guru yang paling baik dalam hidup kita. Pasti semua orang pernah mendapatkan pengalaman,entah itu pengalan menyenangkan,mengharukan,lucu,menyedihkan,memalukan dan lain sebagainya. Tak terkecuali diri ku, aku punya pengalaman yang sangat memalukan.
Saat itu aku masih kelas VII,sekolahanku mengadakan lomba dalam rangka meningkatkan kemampuan dan mengisi waktu luang saat usai semesteran. Secara kebetulan aku dipilih teman-teman sekelasku untuk mewakili membacakan puisi,
akupun dengan senang hati menerima tawaran tersebut.
2 hari menjelang tampil aku mencari puisi yang bagus untuk di bacakan. karna saat itu temanya bebes, akupun memilih mengambil tema tentang perjuangan Nabi. Saat hari-H aku mulai grogi karna takut tidak bisa menampilkanyang terbaik buat teman-teman ku, tapi teman-teman ku malah menyuruhku untuk menghafal puisi itu, padahal saat itu aku belum siap sepenuhnya.
Saat giliranku tiba aku maju dengan pedenya tanpa menbawa teks, padahal peserta yang lain hanya membaca dari buku yang mereka bawa. Awalnya aku bisa melakukannya, tapi tiba-tiba saja puisi yang ku hafalkan dalam waktu singkat tersebut hilang dari ingatanku, dan aku mulai panik
aku berusaha mati-matian untuk menemukan kembali bait puisi tersebut tapi hasilnya nihil, teman-temanku pun mulai bingung karna tingkahku yang mulai grogi, di tambahlagi saat itu selain para juri, siswa-siswi juga ikut menyaksikannya. Akhirnya akupun menyerah dan spontan siswa-siswa yang melihatku menyorakiku dg cemoohan.
Malu,itulah yang terjadi padaku, semua itu juga karna salahku yang terlalu percaya diri tanpa menbawa teks. Tapi mau bagaimana lagi, nasi sudah menjadi bubur. Dan dari pengalamanku itu aku jadi bisa mengambil hikmahnya, bahwa aku tidak boleh menyombongkan diri dengan kemampuan yang aku miliki, karna semua itu bisa saja menjadi bumerang kalau kita tidak berhati-hati..
Pengalaman itu adalah sebuah guru yang paling baik dalam hidup kita. Pasti semua orang pernah mendapatkan pengalaman,entah itu pengalan menyenangkan,mengharukan,lucu,menyedihkan,memalukan dan lain sebagainya. Tak terkecuali diri ku, aku punya pengalaman yang sangat memalukan.
Saat itu aku masih kelas VII,sekolahanku mengadakan lomba dalam rangka meningkatkan kemampuan dan mengisi waktu luang saat usai semesteran. Secara kebetulan aku dipilih teman-teman sekelasku untuk mewakili membacakan puisi,
akupun dengan senang hati menerima tawaran tersebut.
2 hari menjelang tampil aku mencari puisi yang bagus untuk di bacakan. karna saat itu temanya bebes, akupun memilih mengambil tema tentang perjuangan Nabi. Saat hari-H aku mulai grogi karna takut tidak bisa menampilkanyang terbaik buat teman-teman ku, tapi teman-teman ku malah menyuruhku untuk menghafal puisi itu, padahal saat itu aku belum siap sepenuhnya.
Saat giliranku tiba aku maju dengan pedenya tanpa menbawa teks, padahal peserta yang lain hanya membaca dari buku yang mereka bawa. Awalnya aku bisa melakukannya, tapi tiba-tiba saja puisi yang ku hafalkan dalam waktu singkat tersebut hilang dari ingatanku, dan aku mulai panik
aku berusaha mati-matian untuk menemukan kembali bait puisi tersebut tapi hasilnya nihil, teman-temanku pun mulai bingung karna tingkahku yang mulai grogi, di tambahlagi saat itu selain para juri, siswa-siswi juga ikut menyaksikannya. Akhirnya akupun menyerah dan spontan siswa-siswa yang melihatku menyorakiku dg cemoohan.
Malu,itulah yang terjadi padaku, semua itu juga karna salahku yang terlalu percaya diri tanpa menbawa teks. Tapi mau bagaimana lagi, nasi sudah menjadi bubur. Dan dari pengalamanku itu aku jadi bisa mengambil hikmahnya, bahwa aku tidak boleh menyombongkan diri dengan kemampuan yang aku miliki, karna semua itu bisa saja menjadi bumerang kalau kita tidak berhati-hati..
Sabtu, 21 November 2015
Manfaat Ketrampilan Web Blog untuk Pelajar
MANFAAT KETERAMPILAN WEB BLOG UNTUK PELAJAR
Pada awal munculnya Blog, aplikasi ini sering digunakan untuk
menulis catatan kegiatan .Waktu itu , blog berperan sperti catatan harian
(diary) yang hanya berisi ungkapan persaan seseorang. Namun seiring berkembangnya zaman, Blog dimanfaatkan untuk membangun image branding, memperkuat diri sebagai tought leader melalui
ide - ide dan inovasi baru, sarana komunikasi dan hubungan masyarakat,
sarana pendidikan secara online ,dan masih banyak manfaat yang lain.
Manfaat blog dapat diuraikan dlam dua sisi, yang pertma bagi pemilik
blog itu sendiri dan yang kedua manfaat blog bagi orang lain atau
masyarakat luas pada umumnya.Dari sisi pemilik blog, manfaat yang
didapat adalah mengasah keterampilan dalam menulis manambah ilmu,
mambangun image branding , peluang bisnis bebas
berekspresi dalam mengemukakan ide atau gagasan , daoat berinterkasi
dengan pengguna Sedangkan dari sisi pengguna atau pengunjung, dirpoleh
manfaat:sumber informasi secara gratis , menemukan solusi dalam
permasalahan yang dialami, menambah keterampilan dan dalam memnfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi khususnya internet.
Berikut ini merupakan manfaat Blog bagi dunia pendidikan
A. Mendorong siswa untuk selalu mendokumentasikan apa yang ada di
dalam pikiran mereka,di antaranya adalah pengetahuan,
pengalaman, perasaan, pendapat, dan lain-lain, dengan metode yang sesuai dengan kepribadian masing-masing, entah itu lewat tulisan,
gambar, suara, atau video.
B.Menggantikan kelas-kelas diskusi
yang selama ini selalu terbatas pada waktu dan sebuah ruangan fisik,
sehingga proses pembelajaran pun dapat diselenggarakan dengan lebih
fleksibel.
C.Meningkatkan minat
belajar para siswanya.Misalnya seorang guru memposting suatu
permasalahan atau materi pelajaran yang disusun dalam suatu bahasa yang
formal tetapi lebih santai. Para siswanya kemudian bisa blogwalking ke
blog tersebut dan kegiatan belajar mengajar pun bisa menjadi lebih
menyenangkan.
D.Sebagai media pembelajaran yang cukup efektif.
D.Sebagai media pembelajaran yang cukup efektif.
Sabtu, 24 Oktober 2015
Keutamaan Ilmu Menurut Para Ulama
Keutamaan Ilmu Menurut Para Ulama
Keutamaan Ilmu Menurut Imam Alib Bin Abi Thalib
IMAM Ali Bin Abi Thalib RA Merupakan salah satu sahabat Rasulullah yang memiliki kecerdasan, kebijaksanaan dan loyalitas tinggi terhadap dakwah Islam dan perkembangan peradaban dunia pada umumnya. Sebagai umat Nabi patut kiranya kita mencerna hikmah-hikmah yang beliau sampaikan perkara keutamaan menuntut ilmu, agar motivasi, niat dan semangat kita terus terjaga dan terpelihara dalam menjalankan amanah menuntut ilmu ini. berikut adalah sepuluh keutamaan ilmu menurut beliau:
- ilmu adalah warisan para nabi dan rasul, sedangkan harta adalah warisan fir’aun dan qarun
- ilmu akan menjaga kita, sedangkan harta sebaliknya,kitalah yang harus menjaganya
- semakin banyak ilmu semakin banyak orang yang menyayangi dan menghormatinya.sedangkan semakin banyak harta,semakin banyak musuh dan orang yang iri kepadanya
- ilmu jika diamalkan malah akan semakin bertambah,sedangkan harta jika digunakan akan semakin bekurang
- pemilik ilmu akan dihormati dan mendapat sebutan baik,sedangkan pemilik harta seringkali dicemooh dan mendapat julukan yang buruk
- ilmu tidak ada pencurinya sedangkan harta banyak pencurinya
- pemilik ilmu akan diberi syafaat (pertolongan) dihari akhir kelak,sedangkan pemilik harta akan dihisab diusut asal muasal hartanya oleh Allah swt
- ilmu akan kekal selamanya,sedangkan harta akan habis suatu saat nanti
- pemilik ilmu akan dijunjung tinggi dengan kualitas manusianya, sedangkan pemilik harta akan dijunjung tinggi dengan kualitas hartanya
Keutamaan Ilmu Menurut Al Ghazali
Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa untuk mendapat kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat, seseorang itu hendaklah mempunyai ilmu dan kemudian wajib untuk diamalkan dengan baik dan ikhlas. Keutamaan ilmu tersebut sebenarnya adalah peluang manusia untuk mendapatkan derajat yang lebih baik. Dengannya dapat memzahirkanexistensi manusia itu sendiri. Karena itulah Allah membedakan antara orang yang mengetahui dan tidak mengetahui, keduanya tidak sama. Firman Allah SWT, “Qul, hal yastawi alladzina ya’lamun walladzina la ya’lamun?.”[6]
Sebagai penuntut ilmu, selalu tak lepas dari hal-hal yang mengganggu perjalanannya, baik itu ekonomi, maupun akademisnya. Seorang yang ingin mencari ilmu harus meyakini pertama kali adalah rizki sepenuhnya dijamin Allah 100% dan dia datang dari tempat yang tidak diduga-duga.[7] Oleh karena itu, ajakan satu sama lain untuk belajar menjadi hal penting. Rumusannya, sebenarnya orang tanpa diajak untuk mencari uang, dia sudah pasti akan mencarinya tapi bila diajak saja untuk belajar belum tentu mau apalagi kalau tidak diajak. Oleh karena itu, sangat penting untuk saling mengajak satu sama lain dalam kebaikan terutama dalam belajar. Dengan begitu, maka orang yang keluar menuntut ilmu sesungguhnya Allah akan membukakan jalan kemudahan baginya bahkan jalan menuju surga sekalipun.[8]
Ketika perjalanannya yang dilalui banyak rintangan dan hambatan maka saat itulah ujian akan dia hadapi yang akhirnya akan menguji kesabarannya dalam melangkah. Itulah kenapa Imam Ghazali banyak menyinggung tentang kemuliaan orang yang menuntut ilmu seperti belajar satu bab saja dari ilmu Allah itu lebih baik dari pada sholat sunnah 100 rakaat.[9]
Ada banyak sekali ayat-ayat al-Qur’an yang menyebutkan kewajiban terhadap orang yang mempunyai ilmu. Imam Ghazali menyebutkan Ilmu itu haram untuk di simpan secara sengaja.[10] Ilmu Allah adalah ilmu yang menjadi solusi bagi manusia, tapi ketika Ilmu Allah itu disimpan dan tidak mengajarkannya maka dia akan menjadi dosa dalam hatinya.[11]Itulah sebagian daripada fadhilah Ilmu [12] dan fadhilah yang menuntut ilmu serta sebagian dari kewajiban orang yang sudah mempunyai ilmu.
Imam Ghazali mendeskripsikan bahwa menuntut Ilmu itu seperti sesuatu yang disukai, jika dia memintanya maka seterusnya akan meminta yang lainnya atau meminta selain dari sejenisnya. Beliau mengatakan bahwa meminta selain darinya adalah lebih mulia (asyraf ) dan lebih utama (afdhal ) daripada meminta selain dari jenisnya, seperti dirham dan dinar (money oriented).[13] Oleh karena itu, yang meminta selainnya atau meminta bermacam-macam disiplin ilmu yang lain untuk dipelajari (knowledge oriented), akan mendapatkan kebahagiaan di akhirat dan mendapatkan kenikmatan’melihat’ Allah SWT nantinya. Dengan deskripsi inilah, jika melihat ilmu seperti akan melihat sebuah kelezatannya ada dihadapannya.[14]
Ilmu menjadi wasilah untuk kesurga dan kebahagiaan yg ada didalamnya serta jalan untuk mendekatkan diri kepada Allahsubhanahu wata’ala. Wasilah kepada kebahagiaan merupakan sesuatu yang afdhal untuk dilakukan. Barangsiapa betawasshul kepada kebaikan hendaklah dengan ilmu dan amal. Tidak ada tawasshul kepada amal kecuali harus dengan ilmu dan kemudian diamalkan. Ilmu adalah permulaan dari kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan demikian, Ilmu menjadi amalan yang utama (afdhalul amal) dan tujuannya supaya dekat (Qorb) dengan Allah rabbul’ alamin, sang pemilik Ilmu dan alam semesta. Dengan demikian, bisa dipahami bahwa jika ilmu merupakan hal yang utama (afdhalul umur) maka yang menuntutnya termasuk yang meminta ke-afdhal-an dan ke-asyraf-an itu, dan begitu juga pengajarnya.[15]Subhanallah…!
Pembagian Ilmu
Dalam buku Ihya Ulumuddin di bab pertama ini, Imam Ghazali menulis tentang pembagian Ilmu. Menurut Imam Ghazali, Ilmu ada yang menjadi fardhu ‘ain untuk dipelajari, ada juga fardhu kifayah. Ilmu itu terbagi menjadi 2: yaitu Ilmu Mu’amalah dan Ilmu Mukasyafah.[16]
Dalam Ilmu Mu’amalah ini ada yang disyari’atkan dan ada juga tidak disyari’atkan.[17] Yang disyari’atkan dibagi menjadi 2, ilmu yang terpuji (‘ilmu mahmudah) dan ilmu yang tercela (‘ilmu madzmumah) [18].
Imam Ghazali menjelaskan bahwa ilmu itu menjadi mahmudah karena bermanfaat untuk kemaslahatan ummat. Beliau pun membagi menjadi 4 yaitu: Ushul, Furu’, Muqoddimat, dan Mutammimat.[19]
Ushul seperti Kitabullah Al-Qur’an, Assunnah, Ijma’ul ‘ummah, dan atsarushohabah.
Furu’ itu ilmu penunjang yang bisa membantu untuk memahami ‘ushul, bukan dari aspek lafaznya tapi dari aspek maknanya.ini pun dibagi menjadi 2; pertama, penunjang kebaikan dunia (mashlahat duniawi) seperti, ilmu fiqh, ilmu ‘aqoid, kedokteran, hisab, falak, politik, ekonomi dsb; dan kedua, penunjang kebaikan akhirat (mashlahat ukhrowi)seperti ‘ilm ahwalul qolb dan ‘ilm akhlaqul mahmudah wal madzmumah.
Muqoddimaat adalah sebagai alat yang membantu untuk bisa memahami ilmu ushul, Seperti Nahwu, Shorf, Balaghoh dsb.
Mutammimat adalah yang menyempurnakan seperti di dalam al-Qur’an. mempelajari ta’limul qiro’at, makharijul huruf. Kalau yang berkaitan dengan maknanya seperti ilmu tafsir. Yang berkaitan dengan hukum-hukumnya seperti mengetahui nasikh dan mansukh, ‘am dan khosh, atau nash dan dzohir.
Kalau didalam atsar dan akhbar ada ilmu tentang rijal, nama-namanya, nasabnya, nama-nama sahabat, sifat-sifatnya, atau ilmu‘adalah firruwat, mursal dan musnad, dsb. Kesemuanya ini adalah ilm yang disyari’atkan dan semuanya mahmudah dan masuk kedalam fardh kifayah untuk diperlajari.[20] Sedangkan Ilmu madzmumah (tdk terpuji) dicontohkan beliau seperti Sihr, Talbis, Jimat (Tholsimaat) dan ‘Ilm Asy-Sya’idzah.
Minggu, 11 Oktober 2015
Serba serbi keajaiban angka dalam Islam
Rahasia Keajaiban Angka 7
Angka 7 gelap matahari
DALAM satu minggu ada 7 hari, tawaf mengelilingi kabah sebanyak 7 kali, 7 langit bertingkat-tingkat, 7 keajaiban di dunia. Ada apa dengan angka 7?
Setiap orang pasti mempunyai angka kesenangannya masing-masing. Ada yang menyukai angka 1,2, 3 atau sebagainya. Ada pula yang hanya suka dengan angka genap atau angka ganjil saja. Menurut sebagian orang, angka ganjil itu angka yang sangat bagus. Sebab angka ganjil merupakan angka yang di sukai oleh Allah. Hal ini dijelaskan Rasulullah SAW yang bersabda, “Sesungguhnya Allah itu witir (esa/ganjil) dan suka pada yang ganjil.” Hadits Hasan diriwayatkan oleh Abu Daud dan Turmudzi
Dijelaskan pula mengenai angka ganjil yaitu angka tujuh yang sering disebut dalam Al Quran baik yang tertulis maupun yang tersirat. Allah menurunkan wahyunya dalam Al Quran. Dan sangat dijelaskan sekali terdapat banyak penjelasan angka 7 di dalam Al Quran. Penjelasan tersirat dan tertulis dalam Al Quran yang menunjukan angka 7 dalam kehidupan sehari hari sebagai berikut:
Pertama, Allah menciptakan tujuh langit dalam dua masa pada setiap langit. Hal ini di jelaskan pada Surat Fussilat ayat 12 yang berbunyi, “Lalu diciptakan-Nya tujuh langit dalam dua masa dan pada setiap langit Dia mewahyukan urusan masing-masing. Kemudian langit yang dekat (dengan bumi), kami hiasi dengan bintang-bintang, dan kami (ciptakan itu) untuk memelihara. Demikianlah ketentuan Allah yang Maha Perkasa, Maha Mengetahui.”
Kedua, ada surat lain yang mengatakan Langit dan Bumi terdiri dari tujuh lapis. Angka tujuh disini di terangkan, “Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidak akan kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan yang Maha Pengasih, Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat?,” Surat Al Mulk ayat 3
Laporkan iklan?
Ketiga, diangkat dari kisah Nabi Yusuf yang terdapat dalam Al Quran yang menceritakan kisah Nabi Yusuf yang menafsirkan tentang mimpi Raja Mesir yang berkaitan dengan angka 7. Dari kisah inilah terdapat dalam, Al Quran Surat Yusuf ayat 43-50.
Keempat, Surat Al Fatihah yang sering kali dibaca ulang-ulang setiap waktu untuk mengawali semua kegiatan. Pada waktu solat juga Surat Al Fatihah sangat penting. Surat Al Fatihah terdiri dari 7 ayat.Ya, lagi-lagi angka 7.
Kelima, angka 7 pada wahyu pertama Al Quran. Wahyu yang di dapat Rasullah SAW pada surat Al Alaq terdri dari 7 unsur. Iqra yang berarti bacalah. 7 unsur tersebut adalah Bi yang artinya dengan, ismi artinya nama, robbi artinya tuhan, ka yang artinya mu, al lazi artinya yang, dan khalaq berarti menciptakan
Keenam, kalimat Kun Fayakun adalah perkataan Allah yang diucapkan bila berkehendak menciptakan sesuatu kejadian. Kalimat ini tertulis dalam Surat Al Baqarah ayat 117. Kun Fakun terdiri dari 7 huruf arab yaitu kaf, nun, fa, ya, kaf, wau, dan nun.
Ketujuh, kalimat tauhid terdiri dari 7 kata dalam arab maupun Indonesia. Kalimat tauhid yang dimaksud yaitu Lailahaillah Muhammadarrasullah. Yang artinya Tiada Tuhan Selain Allah, Muhammad Rasull Allah.
Kedelapan, dalam kehidupan sehari hari islam sering mengaitkan angka 7. Salah satunya Orang meninggal tahlilan biasanya hari ke 7 atau 7 harian. Selain itu juga takbir solat id di rakat pertama berjumalah 7 kali
Kesembilan, Jumlah hari dalam satu minggu adalah 7 hari. Yang terdiri dari Hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu.
Kesepuluh, sangat terkenal sekali dengan 7 keajaiban dunia. Angka 7 secara langsung mewakili 7 tempat terindah di dunia.
Dan masih banyak lagi. Kekuasaan Allah Ini bukan hanya kebetulan semata. Sudah diterangkan bahwa semuanya dijelaskan dalam Al Quran dan real terjadi di dunia ini. Jika allah menyukai angka 7 kita patut imani. Sebab peran ilmu islam lah disini yang menjadi acuan. Dengan adanya ilmu yang berkaitan tentang islam, anda sebagai muslim yang baik semakin cinta dengan ilmu islam itu sendiri. []
Sabtu, 10 Oktober 2015
KEUNIKAN ANGKA 9 DALAM ISLAM
Setiap
muslim pasti meyakini kebenaran Quran sebagai kitab suci yang tidak ada
keraguan sedikitpun, sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa.
Namun kemukjizatan Quran tidak hanya dibuktikan lewat
kesempurnaan kandungan, keindahan bahasa, ataupun kebenaran ilmiah yang
sering mengejutkan para ahli.
Suatu kode matematik yang terkandung di
dalamnya misalnya, tak terungkap selama berabad-abad lamanya sampai
seorang sarjana dari Mesir bernama Rashad Khalifa berhasil menyingkap
tabir kerahasiaan tersebut. Hasil penelitiannya yang dilakukan selama
bertahun-tahun dengan bantuan komputer ternyata sangat mencengangkan.
Betapa tidak, ternyata didapati bukti-bukti surat-surat atau ayat-ayat
dalam Quran serba berkelipatan angka 19.
Penemuannya tersebut berkat penafsirannya pada Al Qur’an surat Al Muddatstsir ayat : 30-31, yang artinya :
“Di atasnya ada sembilanbelas (malaikat
penjaga). Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari
malaikat; dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan
untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi
Al-Kitab yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan
supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab dan orang-orang mu’min itu tidak
ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan
orang-orang kafir (mengatakan) : “Apakah yang dikehendaki Allah
dengan bilangan ini sebagai perumpamaan?” Demikianlah Allah menyesatkan
orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Rabbmu melainkan
Dia sendiri. Dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia ”. (Qs. Al Muddatstsir : 30- 31)
Hasil penemuannya yang sangat mengejutkan ini pada tahun 1976 telah didemonstrasikan di depan umum ketika diselenggarakan Pameran Islam Sedunia di London. Berikut cuplikan dari sebagian penemuannya tersebut :
1. Kita mengetahui bahwa
setiap surat-surat dalam Quran selalu diawali dengan bacaan ‘Basmalah’
sebagai statement pembuka, yaitu “Bismillaahirrahmaanirraahiim” (yang
artinya : “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”).
Ternyata bacaan ‘Basmalah’ tersebut (dalam bahasa Arabnya) terdiri dari
19 huruf (atau 19 X1).
2. Bacaan ‘Basmalah’ terdiri
dari kelompok kata : Ismi – Allah – Arrahman – Arrahim. Penelitian
menunjukkan jumlah dari masing-masing kata tersebut dalam Quran ternyata
selalu merupakan kelipatan angka 19.
- Jumlah kata ‘Ismi’ dalam Quran ditemukan sebanyak 19 buah (atau 19 X 1)
- Jumlah kata ‘Allah’ dalam Quran ditemukan sebanyak 2.698 buah (atau 19 X 142)
- Jumlah kata ‘Arrahman’ dalam Quran ditemukan sebanyak 57 buah (atau 19 X 3)
- Jumlah kata ‘Arrahim’ dalam Quran ditemukan sebanyak 114 buah (atau 19 X 6)
3. Jumlah total keseluruhan surat-surat dalam Quran sebanyak 114 surat (atau 19 X 6).
4. Bacaan ‘Basmalah’ dalam Quran ditemukan sebanyak 114 buah (atau 19 X 6), dengan perincian sbb. :
- Sebanyak 113 buah ditemukan sebagai pembuka surat-surat kecuali surat ke-9, sedangkan sebuah lagi ditemukan di surat ke-27 ayat : 30.
- Berbeda dengan surat-surat lain, surat ke-9 memang khusus sengaja tidak diawali bacaan ‘Basmalah’ karena isinya merupakan ayat-ayat perang.
- Pada surat ke-27 ayat : 30 tempat ditemukannya bacaan ‘Basmalah’, dan kalau bilangan surat dan ayatnya dijumlahkan hasilnya merupakan kelipatan angka 19, yaitu 27 + 30 = 57 (atau 19 X 3 ).
5. Dari point 4 di atas,
ditemukan hubungan yang menarik antara surat ke-9 dan ke-27. Surat
ke-27 ternyata merupakan surat yang ke-19 jika dihitung dari surat ke-9.
Surat ke : 9, 10, 11, …, 25, 26, 27 urutan surat ke : 1, 2, 3, …, 17,
18, 19.
6. Dari point 5, apabila
bilangan surat-surat dijumlahkan mulai dari surat ke-9 sd. ke-27,
(9+10+11+…+25+26+27) maka hasilnya adalah 342 (atau 19 X 18).
7. Wahyu pertama (Surat ke-96 ayat : 1-5) terdiri dari 19 kata (atau 19 X 1) dan 76 huruf (atau 19 X 4).
8. Wahyu kedua (Surat ke-68 ayat : 1-9) terdiri dari 38 kata (atau 19 X 2).
9. Wahyu ketiga (Surat ke-73 ayat : 1-10) terdiri dari 57 kata (atau 19 X 3).
10. Wahyu terakhir
(Surat ke-110) terdiri dari 19 kata (atau 19 X 1), dan ayat pertama dari
Surat ke-110 tersebut terdiri dari 19 huruf (19 X 1).
11. Wahyu yang pertama kali menyatakan ke-Esaan Allah adalah wahyu ke-19 (Surat ke- 112).
12. Surat ke-96 tempat
terdapatnya wahyu pertama, terdiri dari 19 ayat (atau 19X1) dan 304
huruf (atau 19 X 16). Selain itu juga ternyata surat ke-96 tersebut
merupakan surat yang ke-19 bila diurut / dihitung mundur dari belakang
Quran. surat ke : 114, 113, 112, …, 98, 97, 96 urutan surat ke : 1, 2,
3, …, 17, 18, 19.
13. Dari point 12,
apabila bilangan surat-surat dijumlahkan mulai dari surat ke-114 sd.
ke-96, (114+113+112+…+98+97+96) maka hasilnya adalah 1995 (atau 19 X
105).
14. Penulis juga
menemukan bahwa surat-surat yang memiliki 8 (delapan) ayat dan 11
(sebelas) ayat-lah yang paling banyak terdapat dalam Quran, yakni
masing-masing terdiri dari 5 (lima) buah surat. Disusul kemudian
surat-surat yang memiliki 3 (tiga), 19 (sembilan belas), 29 (dua puluh
sembilan), 30 (tigapuluh), dan 52 (lima puluh dua) ayat, yang
masing-masing terdiri dari 3 (tiga) buah surat. Apabila dijumlahkan
ayat-ayat tersebut sesuai dengan kelompoknya maka hasilnya merupakan
kelipatan angka 19, yaitu sebagai berikut:
- Surat ke : 94, 95, 98, 99, 102 masing-masing terdiri : 8 ayat;
- Surat ke : 62, 63, 93, 100,101 masing-masing terdiri : 11 ayat.
- Apabila jumlah ayat-ayat dijumlahkan : 8+11 = 19, (19 X 1)
- Surat ke : 103, 108, 110 masing-masing terdiri : 3 ayat
- Surat ke : 82, 87, 96 masing-masing terdiri : 19 ayat
- Surat ke : 48, 57, 81 masing-masing terdiri : 29 ayat
- Surat ke : 32, 67, 89 masing-masing terdiri : 30 ayat
- Surat ke : 14, 68, 69 masing-masing terdiri : 52 ayat
- * Apabila jumlah ayat-ayatnya dijumlahkan : 3 + 19 + 29 + 30 + 52 = 133, (atau 19 X 7).
15. Quran merupakan
satu-satunya kitab suci di dunia ini yang memiliki tanda-tanda khusus
(initials) berupa huruf-huruf (code letters) atau sebagaimana disebut
dalam bahasa Arab “Muqatta-’aat” yang artinya “kata singkatan”.
16. Di dalam Quran
terdapat sebanyak 29 (dua puluh sembilan) surat-surat yang diawali
dengan 14 (empat belas) macam kombinasi dari 14 (empatbelas) huruf-huruf
“Muqatta-’aat”. 14 huruf-huruf itu adalah : alif, lam, mim, ra’, kaf,
ha’, yaa’, ain, shad, tha’, shin, qaf, nun, dan kha’.
17. 29 surat itu adalah
surat ke : 2, 3, 7, 10 11, 12, 13, 14, 15, 19, 20, 26, 27, 28, 29, 30,
31, 32, 36, 38, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 50, dan 68. Maka apabila
bilangan dari banyaknya huruf, banyaknya kombinasi, dan banyaknya surat
dijumlahkan maka hasilnya merupakan kelipatan 19, yaitu 14 + 14 + 29 =
57 (atau 19 X 3).
18. Tanda-tanda dengan
kata singkatan ini, ahli tafsir mempunyai pendapat yang berbeda-beda.
Ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah karena
dipandang termasuk ayat-ayat ‘mutasyaabihaat’, ada pula yang berpendapat
huruf-huruf abjad itu berfungsi untuk menarik perhatian para pendengar
supaya memperhatikan bacaan-bacaan dalam Quran. Namun berkat penemuan
angka 19 kini terbukalah maksud sesungguhnya dari adanya huruf-huruf
“Muqatta-’aat” tersebut, yaitu berfungsi sebagai penjaga keaslian /
keautentikan Quran karena berhubungan dengan angka 19.
19. Surat ke-68 diawali
huruf ‘Nun’. Setelah diteliti jumlah huruf ‘Nun’ yang terdapat pada
surat tersebut (133 = 19 X 7) merupakan kelipatan 19. Berikut terjemahan
surat ke-68 ayat 2-6 : “Nun. Berkat kemuliaan Tuhanmu, engkau
(Muhammad) sekali-kali bukan orang gila, dan sesungguhnya bagimu pahala
yang besar, dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang
luhur, maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir) pun
akan melihat, siapa di antara kamu yang gila.”
20. Surat ke-42 dan
surat ke-50 diawali huruf ‘Qof’. Setelah diteliti huruf ‘Qof’ yang
terdapat pada kedua surat tersebut sebanyak 114 huruf (57 + 57 = 114 =
19 X 6). Ada yang berpendapat bahwa huruf ‘Qaf’ ini singkatan dari kata
‘Quran’ karena Quran terdiri dari 114 surat. Hal lain yang mengherankan
adalah Allah biasanya menyebut kaumnya Nabi Luth dengan kalimat “Qaumu
Luuth” yang ditemukan sebanyak 12 kali dalam Quran, namun pada surat
ke-50 ayat 13, sebutan tersebut berganti menjadi “Ikhwanu Luuth” yang
artinya “saudara-saudaranya Nabi Luuth”. Tampaknya Allah sengaja
menghilangkan unsur ‘Qaf’ dalam kalimat tersebut agar jumlah huruf ‘Qaf’
dalam Quran tetap berkelipatan 19, sebab jika tidak diganti maka
jumlahnya bertambah menjadi 115. Berikut terjemahan surat ke-50 ayat :
1-2 : “Qaaf, demi Al Quran yang sangat mulia, mereka tercengang lantaran
datang kepada mereka seorang pemberi peringatan dari (kalangan) mereka
sendiri, maka berkatalah orang-orang kafir : “Ini sesuatu perkara yang
amat aneh”.”
21. Surat ke-42 diawali
huruf ‘Ain’, ‘Sin’, dan ‘Qof’. Setelah diteliti jumlah total ketiga
huruf tersebut pada surat ke-42 (98 + 54 + 57 = 209 = 19 X 11) merupakan
kelipatan 19.
22. Surat ke-36 diawali
huruf ‘Ya’, dan ‘Sin’. Setelah diteliti jumlah total kedua huruf
tersebut pada surat ke-36 (237 + 48 = 285 = 19 X 15) merupakan kelipatan
19.
23. Surat ke-13 diawali
huruf ‘Alif’, ‘Lam’, ‘Mim’, dan ‘Ro’. Jumlah total huruf-huruf tersebut
pada surat ke-13 (605 + 480 + 260 +137 = 1482 = 19 X 78) merupakan
kelipatan 19.
24. Surat ke-7 diawali
huruf ‘Alif’, ‘Lam’, ‘Mim’, dan ‘Shod’. Jumlah total huruf-huruf
tersebut pada surat ke-7 (2529 + 1530 + 1164 + 97 = 5320 = 19 X 280)
merupakan kelipatan 19.
25. Surat ke-19 diawali
huruf ‘Kaf’, ‘Kha’, ‘Ya’, Ain, dan ‘Shod’. Jumlah total huruf-huruf
tersebut pada surat ke-19 (137 + 175 + 343 + 117 + 26 = 798 = 19 X 42)
merupakan kelipatan 19.
26. Surat ke-7, 19, dan
38 diawali huruf ‘Shod’. Total jumlah huruf ‘Shod’ dalam ketiga surat
tersebut (97 + 26 + 29 = 152 = 19 X 8 ) ternyata merupakan kelipatan 19.
Ada hal yang menarik, yakni pada surat
ke-7 ayat 69 ditemukan kata ‘basthatan’ (jika dieja terdiri dari huruf
ba’, shod, tho’, ta’). Padahal lazimnya kata tersebut haruslah dieja
dengan huruf ba’, sin, tho’, ta’ (contohnya pada surat ke-2 ayat 247).
Menurut riwayat, pada saat turunnya ayat 69 tersebut Jibril menyuruh Nabi Muhammad menuliskan
kata ‘basthatan’ dengan huruf shod, namun unsur huruf ‘shod’ itu tetap
harus dibaca sebagai huruf ‘sin’, dan hal ini ditandai dengan huruf sin
tersebut ditempatkan sebagai huruf kecil di atas huruf ‘shod’. Tampak
sekali bahwa Allah memberi tambahan huruf ‘shod’ agar jumlahnya dalam
Quran menjadi berkelipatan 19, sebab jika tidak maka jumlahnya berkurang
menjadi 151. Berikut terjemahan surat ke-7 ayat 69 : “Apakah kamu
(tidak percaya) dan heran ketika datang kepadamu peringatan dari Tuhanmu
yang dibawa oleh seorang laki-laki di antaramu untuk memberi peringatan
kepadamu ? Dan ingatlah ketika Allah menjadikan kamu sebagai angkatan
pengganti sesudah lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan telah ‘melebihkan’
kekuatan tubuh dan perawakanmu.”
27. Surat ke-40 s/d
ke-46 diawali huruf ‘Ha’ dan Mim. Setelah diteliti jumlah total kedua
huruf tersebut pada surat-surat tersebut merupakan kelipatan 19.
- Surat ke-40 64 380
- Surat ke-41 48 276
- Surat ke-42 53 300
- Surat ke-43 44 324
- Surat ke-44 16 150
- Surat ke-45 31 200
- Surat ke-46 36 225 +92 + 1855 = 2147 (atau 19 X 113 )
28. Surat ke-10, 11, 12,
14, dan 15 diawali huruf ‘Alif’, ‘Lam’, dan ‘Ro’. Jumlah total
huruf-huruf tersebut pada surat-surat tersebut merupakan kelipatan 19.
- Surat ke-10 1319 + 913 + 257 = 2489 19 X 131
- Surat ke-11 1370 + 794 + 325 = 2489 19 X 131
- Surat ke-12 1306 + 812 + 257 = 2375 19 X 125
- Surat ke-14 585 + 452 + 160 = 1197 19 X 63
- Surat ke-15 493 + 323 + 96 = 912 19 X 48
29. Surat ke-2, 3, 29,
30, 31, dan 32 diawali huruf ‘Alif’, ‘Lam’, dan ‘Mim’. Jumlah total
huruf-huruf tersebut pada surat-surat tersebut merupakan kelipatan 19.
- Surat ke-2 4502 + 3202 + 2195 = 9899 19 X 521
- Surat ke-3 2521 + 1892 + 1249 = 5662 19 X 298
- Surat ke-29 774 + 554 + 344 = 1672 19 X 88
- Surat ke-30 544 + 393 + 317 = 1254 19 X 66
- Surat ke-31 347 + 297 + 173 = 817 19 X 43
- Surat ke-32 257+ 155 + 158 = 570 19 X 30
Keistimewaan angka 19 dalam ilmu
matematik dikenal sebagai salah satu ‘bilangan prima’ yakni bilangan
yang tak habis dibagi dengan bilangan manapun kecuali dengan dirinya
sendiri. Keistimewaan tersebut menunjukkan salah satu sifat Allah yakni ‘Maha Esa’.
Angka 19 terdiri dari angka 1 dan 9, dimana angka 1 merupakan bilangan
pokok pertama dan angka 9 merupakan bilangan pokok terakhir dalam sistem
perhitungan kita. Keistimewaan tersebut menunjukkan sifat Allah yakni
Maha Awal dan Maha Akhir (Surat ke-57 ayat).
Bahwa angka 19 adalah kode matematik yang
melatar belakangi komposisi literer Quran, suatu fenomena unik yang
tiada duanya yang sekaligus membuktikan bahwa Quran adalah wahyu Illahi,
bukan karya manusia. Otak manusia tidak akan mampu mencipta karya
literer yang tunduk pada suatu kode matematik yang sekaligus membawa
tema utamanya. Apalagi mengingat turunnya wahyu secara berangsur-angsur,
dengan bahagian-bahagian surat yang acak tidak berurutan, disesuaikan
dengan peristiwa-peristiwa yang melatar belakanginya.
Selanjutnya angka 19 dapat berfungsi
sebagai pemeliharaan keutuhan Quran. Angka 19 dapat digunakan untuk
mencek apakah dalam sebuah kitab Quran terdapat suatu kesalahan atau
tidak, dengan cara menghitung kata-kata krusial yang jumlahnya dalam
Quran multiplikatif dengan angka 19, kemudian membagi angka hasil
hitungan dengan 19, maka akan terlacaklah ada atau tidaknya suatu
kesalahan.
Langganan:
Postingan (Atom)